...

Kamis, 28 Juni 2012

Adab-Adab Tidur Dalam Islam


Adab-Adab Tidur Dalam Islam
Tidur bagi seorang muslim merupakan saat yang sangat penting.
Karena dalam tidurnya ia mengumpulkan tenaga untuk beribadah kepada Allah.
Selain itu, ketika tidur hati seorang muslim di antara jem
ari Allah.

Seorang muslim cantik karena agamanya.
Jadi tidurnya pun harus cantik seperti Rasulullaah.
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, bagi orang yang mengharapkan (balasan) Allah dan hari akhirat.” (Qur’an Surat Al-Ahzab:21)
Hendaknya seorang muslim menjaga adab-adab dalam tidur dengan adab yang diajarkan dalam agama Islam.
Adab-Adabnya adalah sebagai berikut:
1.Tidak tidur terlalu malam setelah sholat isya,kecuali dalam keadaan darurat seperti untuk mengulang (muroja’ah) ilmu atau adanya tamu atau menemani keluarga, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Barzah radhiyallahu ‘anhu: “Bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘allaihi wasallam membenci tidur malam sebelum (sholat Isya) dan berbincang-bincang (yang tidak bermanfaat) setelahnya.” [Hadist Riwayat Al-Bukhari No. 568 dan Muslim No. 647 (235)]
2.Hendaknya tidur dalam keadaan sudah berwudhu, sebagaimana hadits: “Apabila engkau hendak mendatangi pembaringan (tidur), maka hendaklah berwudhu terlebih dahulu sebagaimana wudhumu untuk melakukan sholat.” (HR. Al-Bukhari No. 247 dan Muslim No. 2710)
3. Hendaknya mendahulukan posisi tidur di atas sisi sebelah kanan (rusuk kanan sebagai tumpuan) dan berbantal dengan tangan kanan, tidak mengapa apabila setelahnya berubah posisinya di atas sisi kiri (rusuk kiri sebagai tumpuan). Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah: “Berbaringlah di atas rusuk sebelah kananmu.” (HR. Al- Bukhari no. 247 dan Muslim no. 2710)
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam apabila tidur meletakkan tangan kanannya di bawah pipi kanannya.” (HR. Abu Dawud no. 5045, At Tirmidzi No. 3395, Ibnu Majah No. 3877 dan Ibnu Hibban No. 2350)
3.Tidak dibenarkan telungkup dengan posisi perut sebagai tumpuannya baik ketika tidur malam atau pun tidur siang. Rasulullaah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Sesungguhnya (posisi tidur tengkurap) itu adalah posisi tidur yang dimurkai Allah Azza Wa Jalla.” (HR. Abu Dawud dengan sanad yang shohih)
4.Sebelum tidur membaca ayat-ayat Al-Qur’an, antara lain:

Adab-Adab Belajar Dalam Islam

Sebelum membahas mengenai Adab-Adab Belajar Dalam Islam.Saya akan sedikit membahas tentang :
Adab-Adab Belajar Dalam Islam

10 Keutamaan Ilmu daripada Harta


1.ILMU adalah warisan para NABI, sedangkan HARTA adalah warisan QARUN
2.ILMU menjaga pemiliknya, sedangkan HARTA dijaga oleh pemiliknya
3.Orang yang berilmu banyak sahabatnya, orang yang banyak HARTA banyak musuhnya
4.ILMU kalau diberikan akan bertambah, sedangkan HARTA kalau diberikan akan berkurang
5.ILMU tidak dapat dicuri, sedangkan HARTA mudah dicuri dan dapat lenyap
6.ILMU tidak akan binasa, sedangkan HARTA akan habis karena waktu dan usia
7.ILMU tidak ada batasnya, sedangkan HARTA ada batasnya dan dapat dihitung jumlahnya
8.ILMU memberi dan memancarkan sinar kebaikan, menjernihkan pikiran dan hati serta menenangkan jiwa, sedangkan HARTA dapat menggelapkan jiwa dan hati pemiliknya
9.Orang yang berilmu mendapat sebutan mulia seperti ‘ALIM’, ULAMA, CENDEKIA,dll sedangkan orang yang banyak HARTA lebih cenderung kepada sifat kikir dan bakhil
10.Orang yang berilmu mendorong untuk mencintai ALLAH, sedangkan HARTA membangkitkan rasa sombong, congkak dan takabur.
Sesungguhnya ilmu itu adalah nur (cahaya) yang dihidayahkan Allah SWT kepada hamba-hambanya yang Sholeh dan yang bersungguh-sungguh.. Maka sebelum kita masuk ke dalam suatu majlis ilmu ada beberapa hal yang semestinya kita perhatikan:
a. Jaga kebersihan badan dan pakaian dan hati. 
b. Berlaku sopan dan hormat kepada teman-teman, yaitu dengan mengucapkan salam dan berjabat tangan ketika berjumpa. 
c. Hormati dan dengarkan nasehat-nasehat ustadz karena dialah sumber ilmu ,seperti dokter bagi orang yang sakit. 
d. Bertanya kepada guru terhadap apa yang belum dipahami karena bertanya adalah pintu ilmu. 
e. Baca pelajaran dirumah, karena mengulang pelajaran akan memperkokoh pemahaman dan memperkuat ingatan. 
f. Jangan lupa untuk selalu berdoa kepada Allah SWt supaya mendukung dan memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.

Adab-Adab Minum Dalam Islam

Adab-Adab Minum Dalam Islam
Anda pernah ditegur orang lain gara-gara minum sambil berdiri?!?!. Atau anda pernah dimarahin orang tersebab minum dengan tangan kiri.Karena saya sendiri pernah beberapa kali ditegur oleh sahabat dan guru gara-gara ‘meminum air di gelas’ menggunakan tangan kiri. Pernah juga sekali waktu ditegur gara-gara minum sambil berdiri.
Bermula dari kejadian itu saya merasa penasaran, bagaimana Islam mengatur umatnya dalam hal yang satu ini? Ya, makan minum bagi sebagian orang mungkin masalah sepele dan tak perlu banyak aturan.Tetapi,tidak begitu bagi seorang muslim,mari kita lihat bagaimana Nabi kita "Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ " yang mulia ini mengajarkan kita adab-adab minum dalam islam.
Inilah Adab Minum Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Aktivitas minum merupakan aktivitas yang lekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Oleh karena itu sangat penting bagi kita untuk membiasakan diri maupun keluarga kita cara minum yang disunnahkan oleh Rasulullah saw. Beberapa adab minum yang dicontohkan oleh Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam antara lain:
  1. Meniatkan minum untuk dapat beribadah kepada Allah عزوجل agar bernilai pahala.Segala perkara yang mubah dapat bernilai pahala jika disertai dengan niat untuk beribadah. Wahai ibu, maka niatkanlah aktivitas minum kita dengan niat agar dapat beribadah kepada Allah. Dan janganlah lupa memberitahukan anak tentang hal ini.
  2. Memulai minum dengan membaca basmallah.Diantara sunnah Nabi adalah mengucapkan basmallah sebelum minum. Hal ini berdasarkan hadits yang memerintahkan membaca ‘bismillah’ sebelum makan. Bacaan bismillah yang sesuai dengan sunnah adalah cukup dengan bismillah tanpa tambahan ar-Rahman dan ar-Rahim.Dari Amr bin Abi Salamah, Rasulullahصَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda,“Wahai anakku, jika engkau hendak makan ucapkanlah bismillah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah makanan yang berada di dekatmu.” (HR Thabrani dalam Mu’jam Kabir)Dalam silsilah hadits shahihah, 1/611 Syaikh al-Albani mengatakan, “Sanad hadits ini shahih menurut persyaratan Imam Bukhari dan Imam Muslim)Wahai ibu, jangan lupa untuk mengingatkan anak-anak kita untuk membaca ‘bismillah’ ketika hendak minum, agar setan tidak ikut serta menikmati makanan dan minuman yang sedang kita konsumsi.
  3. Minum dengan tangan kanan. Rasulullahصَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda,“Jika salah seorang dari kalian hendak makan, hendaklah makan dengan tangan kanan. Dan apabila ingin minum, hendaklah minum dengan tangan kanan. Sesungguhnya setan makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya.” (HR. Muslim)Ajarkanlah pada si kecil untuk selalu menggunakan tangan kanan ketika makan dan minum. Seringkali si kecil lupa meskipun telah kita ajari, apalagi ketika menyantap makanan ringan (snack) bersama teman mainnya. Nah, saat kita melihatnya, ingatkanlah ia. Janganlah bosan dan merasa jemu untuk mengingatkan anak kita. Insyaa Allah jika kita melakukannya dengan ikhlas mengharap ridha Allahعزوجل Allahعزوجل akan mengganti usaha kita tersebut dengan pahala.
  4. Tidak bernafas dan meniup air minum.Termasuk adab ketika minum adalah tidak bernafas dan meniup air minum. Ada beberapa hadits mengenai hal ini:Dari Abu Qatadah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika kalian minum maka janganlah bernafas dalam wadah air minumnya.” (HR. Bukhari no. 5630 dan Muslim no. 263)Dari Ibnu Abbas, “Sesungguhnya Nabiصَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  melarang untuk bernafas atau meniup wadah air minum.” (HR. Turmudzi no. 1888 dan Abu Dawud no. 3728, hadits ini dishahihkan oleh Al-Albani).Dalam Syarah Shahih Muslim, Imam Nawawi mengatakan, “Larangan bernafas dalam wadah air minum adalah termasuk etika karena dikhawatirkan hal tersebut mengotori air minum atau menimbulkan bau yang tidak enak atau dikhawatirkan ada sesuatu dari mulut dan hidung yang jatuh ke dalamnya dan hal-hal semacam itu.Dalam Zaadul Maad IV/325 Imam Ibnul Qayyim mengatakan, “Terdapat larangan meniup minuman karena hal itu menimbulkan bau yang tidak enak yang berasal dari mulut. Bau tidak enak ini bisa menyebabkan orang tidak mau meminumnya lebih-lebih jika orang yang meniup tadi bau mulutnya sedang berubah. Ringkasnya hal ini disebabkan nafas orang yang meniup itu akan bercampur dengan minuman. Oleh karena itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang dua hal sekaligus yaitu mengambil nafas dalam wadah air minum dan meniupinya.
  5. Bernafas tiga kali ketika minum.Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu beliau mengatakan, “Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam minum beliau mengambil nafas di luar wadah air minum sebanyak tiga kali.” Dan beliau bersabda, “Hal itu lebih segar, lebih enak dan lebih nikmat.”Anas mengatakan, “Oleh karena itu ketika aku minum, aku bernafas tiga kali.” (HR. Bukhari no. 45631 dan Muslim no. 2028). Yang dimaksud bernafas tiga kali dalam hadits di atas adalah bernafas di luar wadah air minum dengan menjauhkan wadah tersebut dari mulut terlebih dahulu, karena bernafas dalam wadah air minum adalah satu hal yang terlarang sebagaimana penjelasan di atas.
  6. Larangan minum langsung dari mulut bejana (teko/ceret).Dari Abu Hurairah, beliau berkata, “Rasulullah melarang minum langsung dari mulut qirbah (wadah air yang terbuat dari kulit) atau wadah air minum yang lainnya.” (HR Bukhari no. 5627).Menurut sebagian ulama minum langsung dari mulut teko hukumnya adalah haram, namun mayoritas ulama mengatakan hukumnya makruh. Ketahuilah wahai para muslimin, yang sesuai dengan adab islami adalah menuangkan air tersebut ke dalam gelas kemudian baru meminumnya.Dari Kabsyah al-Anshariyyah, beliau mengatakan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk ke dalam rumahku lalu beliau minum dari mulut qirbah yang digantungkan sambil berdiri. Aku lantas menuju qirbah tersebut dan memutus mulut qirbah itu.” (HR. Turmudzi no. 1892, Ibnu Majah no. 3423 dan dishahihkan oleh Al-Albani)Hadits ini menunjukkan bolehnya minum dari mulut wadah air. Untuk mengkompromikan dengan hadits-hadits yang melarang, al-Hafidz Ibnu Hajar al-Atsqalani mengatakan, “Hadits yang menunjukkan bolehnya minum dari mulut wadah air itu berlaku dalam kondisi terpaksa.” Mengompromikan dua jenis hadits yang nampak bertentangan itu lebih baik daripada menyatakan bahwa salah satunya itu mansukh (tidak berlaku).”(Fathul Baari, X/94)
  7. Minum dengan posisi duduk.Terdapat hadits yang melarang minum sambil berdiri. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Janganlah kalian minum sambil berdiri. Barang siapa lupa sehingga minum sambil berdiri, maka hendaklah ia berusaha untuk memuntahkannya.” (HR. Ahmad no 8135)Namun disamping itu, terdapat pula hadits yang menunjukkan bahwa Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam minum sambil berdiri. Dari Ibnu Abbas beliau mengatakan, “Aku memberikan air zam-zam kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka beliau lantas minum dalam keadaan berdiri.” (HR. Bukhari no. 1637, dan Muslim no. 2027)Dalam hadits yang pertama Rasulullah melarang minum sambil berdiri sedangkan hadits kedua adalah dalil bolehnya minum sambil berdiri. Kedua hadits tersebut adalah shahih. Lalu bagaimana mengkompromikannya?Mengenai hadits di atas, ada ulama yang berkesimpulan minum sambil berdiri diperbolehkan, meski yang lebih utama adalah minum sambil duduk. Diantara ulama tersebut adalah Imam Nawawi dan Syaikh Utsaimin. Meskipun minum sambil berdiri diperbolehkan, namun yang lebih utama adalah sambil duduk karena makan dan minum sambil duduk adalah kebiasaan Nabiصَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. Minum sambil berdiri tidaklah haram akan tetapi melakukan hal yang kurang utama.
  8. Menutup bejana air pada malam hari.Biasakan diri kita untuk menutup bejana air pada malam hari dan jangan lupa mengajarkan anak kita tentang hal ini. Sebagaimana hadits dari Jabir bin Abdillah, ia berkata, aku mendengar Rasulullah bersabda,“Tutuplah bejana-bejana dan wadah air. Karena dalam satu tahun ada satu malam, ketika ituturun wabah, tidaklah ia melewati bejana-bejana yang tidak tertutup, ataupun wadah air yang tidak diikat melainkan akan turun padanya bibit penyakit.” (HR. Muslim)
  9. Puas dengan minuman yang ada dan tidak mencelanya.
    Ajarkan pula kepada anak, bahwa kita tidak boleh mencela makanan walaupun kita tidak menyukainya.
Nah begitulah Islam mengajarkan kita dengan sebaik-baik ajaran. Percaya gak percaya, dibalik semua ajaran yang disampaikan itu, ada hikmah yang boleh jadi kita sudah menemuinya, atau bahkan mungkin kita takkan pernah tahu tentangnya. Itulah indahnya Islam. Semoga saja kita bisa senantiasa menjadi khairu ummah yang senantiasa menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, tentunya dengan hikmah dan pengajran yang baik. aamiin.

Adab-Adab Berdoa Dalam Islam




Adab-Adab Berdoa Dalam Islam

“Yaitu tatkala ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut.” (QS. Maryam: 3)
“Yaitu tatkala ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut.” (QS. Maryam: 3)
Dari Aisyah -radhiallahu ‘anha- dia berkata:
“Rasulullah -shallallahu wa’alaihi wa sallam- menyukai doa-doa yang singkat tapi padat maknanya, dan meninggalkan selain itu.” (HR. Abu Daud no. 1482 dan An-Nawawi berkata dalam Riyadh Ash-Shalihin no. 431, “Sanadnya baik.”)
“Janganlah kalian mendoakan keburukan pada diri kalian, jangan mendoakan keburukan pada anak-anak kalian, dan jangan mendoakan keburukan pada harta-harta kalian. Jangan sampai doa kalian bertepatan dengan saat dikabulkannya doa dari Allah lalu Dia akan mengabulkan doa kalian.” (HR. Muslim no. 3009)
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:
“Jika salah seorang dari kalian berdoa maka janganlah sekali-kali dia berkata, “Ya Allah ampunilah aku jika Engkau kehendaki.” Akan tetapi hendaklah dia memastikan apa yang dia minta dan hendaknya dia memperbesar pengharapannya, karena Allah -Azza wa Jalla- sama sekali tidak pernah menganggap besar sesuatu yang Dia berikan.” (HR. Al-Bukhari no. 6339 dan Muslim no. 2678)
Ad-Dhara’ah (asal kata tadharru’, pent.) bermakna menghinakan diri, tunduk, dan mengharap. Dikatakan: ضَرَعَ – يَضْرَعُ – ضَرَاعَةُmaknanya tunduk, menghinakan diri, dan merendahkan diri. Dia tadharru’ kepada Allah maksudnya dia  berharap kepada-Nya. (Lihat Al-Mishbah Al-Munir hal. 361)
Al-Ilhah maknanya mendatangi sesuatu dan komitmen berada di atasnya. Dari Anas bin Malik -radhiallahu anhu- secara marfu’,“Tetaplah kalian berdoa dengan ‘Wahai Yang Maha Mulia lagi Maha Pemurah.” (HR. At-Tirmizi no. 3773-3775 dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Shahih At-Tirmizi: 3/172)
Maka hendaknya seorang hamba memperbanyak doa dan sering mengulang-ulanginya. Dia terus-menerus meminta kepada Allah dengan mengulang-ulangi penyebutan rububiah-Nya, uluhiah-Nya, serta nama-nama dan sifat-sifatNya. Itu merupakan sebab terbesar dikabulkannya doa, sebagaimana yang Nabi -shallallahu alaihi wasallam- sebutkan, “Seseorang yang letih dalam perjalanannya, rambutnya berantakan, dan kakinya berpasir, seraya dia menengadahkan kedua tanganya ke langit dan berkata, “Wahai Rabbku, wahai Rabbku,” sampai akhir hadits (HR. Muslim no. 1015) dan hadits ini menunjukkan adanya ilhah dalam berdoa.
1.Memulai dengan memuji Allah lalu bershalawat kepada Nabi -shallallahu alaihi wasallam-, dan juga menutup doanya dengan ini.
Dari Fudhalah bin Ubaid -radhiallahu anhu- dia berkata: Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam- mendengar seorang lelaki berdoa di dalam shalatnya, dia tidak memuji Allah Ta’ala dan juga tidak bershalawat kepada Nabi -shallallahu alaihi wasallam-. Maka Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam- bersabda, “Orang ini tergesa-gesa,” kemudian beliau memanggil orang itu lalu beliau berkata kepadanya atau kepada selainnya, “Jika salah seorang di antara kalian berdoa maka hendaknya dia memulainya dengan memuji dan menyanjung Allah, kemudian dia bershalawat kepada Nabi -shallallahu alaihi wasallam-, kemudian setelah itu baru dia berdoa sesukanya.” (HR. Abu Daud: 2/77 no. 1481 dan At-Tirmizi: 5/516 no. 2477. Dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Abu Daud no. 1314 dan Shahih At-Tirmizi no. 2767.)
Dari Abu Hurairah -radhiallahu anhu- dia berkata: Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam- bersabda, “Barangsiapa yang mau doanya dikabulkan oleh Allah ketika dia mendapatkan syada`id (kesusahan) dan al-kurab (kesulitan), maka hendaknya dia memperbanyak berdoa ketika dia lapang.” (HR. At-Tirmizi no. 3382 dan Al-Hakim: 1/544. Hadits ini juga dinyatakan hasan oleh Al-Albani dalam Shahih At-Tirmiz: 3/140, dan lihat juga Al-Ahadits Ash-Shahihah no. 593)

ShareThis

 
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* : 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =)) blogonol | blogger tutorialDakwah Islam