...

Selasa, 28 Agustus 2012

Biografi Al-Kindi -Fisika, Optik, Ilmu Logam, Ilmu Kelautan, Filsafat

Al-Kindi
Abu Yousuf Yaqub Ibn Ishaq al-Kindi lahir di Kufah sekitar 800 M. Ayahnya adalah seorang pejabat Haroon al-Rashid. Al-Kindi adalah kontemporer al-Ma'mun, al-Mu'tasim dan al-Mutawakkil dan berkembang sebagian besar di Baghdad. Dia vas dipekerjakan secara formal oleh Mutawakkil sebagai seorang kaligrafer. Karena pandangan filosofisnya, Mutawakkil kesal dengan dia dan menyita semua buku-bukunya. Ini adalah, bagaimanapun, kembali di kemudian hari. Dia meninggal pada 873 Masehi pada masa pemerintahan al-M'utamid.

Al-Kindi adalah seorang filsuf, matematikawan, fisikawan, astronom, dokter, geografi dan bahkan seorang ahli dalam musik. Hal ini mengejutkan bahwa ia membuat kontribusi asli untuk semua bidang. Pada rekening dari karyanya ia dikenal sebagai filsuf Arab.

Dalam matematika, ia menulis empat buku tentang sistem bilangan dan meletakkan dasar dari sebagian besar aritmatika modern. Tidak diragukan sistem angka Arab sebagian besar dikembangkan oleh al-khawarizmi, tetapi al-Kindi juga membuat kontribusi yang kaya untuk itu. Dia juga memberikan kontribusi untuk geometri bola untuk membantu dirinya dalam studi astronomi.

Dalam kimia, ia menentang gagasan bahwa logam dasar bisa diubah menjadi logam mulia. Berbeda dengan pandangan alkimia yang berlaku, ia tegas bahwa reaksi kimia tidak bisa membawa transformasi elemen. Dalam fisika, ia membuat kontribusi kaya untuk optik geometri dan menulis buku tentang itu. Buku ini kemudian dengan pedoman yang disediakan dan inspirasi bagi ilmuwan terkemuka seperti Roger Bacon.

Biografi Al-Battani, Penemu Jumlah Hari Dalam Setahun

Al-Battani, Penemu Jumlah Hari Dalam Setahun
Al-Battani – Penemu Jumlah Hari dalam Setahun. Jumlah hari dalam setahun adalah 365 hari. Bagaimana jumlah ini bisa diperoleh, dan siapakah orang yang pertama kali menemukannya? Apakah penentuan jumlah itu asal-asalan saja atau dengan memperhitungkan banyak hal? Kenapa harus 365 hari, tidak dibuat 500 atau 1000 hari saja supaya mudah untuk diingat? Tentu anda penasaran, bukan???
Al-Battani adalah nama seorang ilmuwan yang disebut-sebut berjasa menemukan hitungan jumlah hari dalam setahun. Nama lengkap Al-Battani adalah Abu Abdullah Muhammad ibn Jabir ibn Sinan Al-Battani. Orang Eropa menjuluki Al-Battani dengan sebutan Albategnius. Ia lahir pada tahun 858 M di dekat kota Battan, Harran. Ia dikenal sebagai ahli astroomi dan matematika terbesar di dunia pada abad pertengahan.
Al-Battani belajar astronomi dan matematika dari ayahnya, Jabir Ibnu Sin’an. Kemudian melanjutkan studinya untuk memperdalam kedua disiplin ilmu tersebut di kota Rakka, di tepi sungai Efrat. Pada akhir abad sembilan, Al-Battani pindah ke Samarra untuk bekerja hingga meninggal dunia tahun 929 M.
Al-Battani berhasil menghitung jumlah hari dalam setahun (dalam tahun masehi) berdasarkan penghitungan waktu yang digunakan bumi untuk mengelilingi matahari, yakni 365 hari, 5 jam, 46 menit, dan 24 detik. Jadi, penentuan jumlah hari dalam setahun bukanlah asal-asalan saja, melainkan berdasarkan perhitungan yang cermat dan matang. Kita tidak bisa sembarangan menentukannya, karena sistem kalenderium itu juga berguna untuk meramal atau menentukan musim.

Biografi Al Khawarizmi - Penemu Aljabar dan Angka Nol


Al Khawarizmi - Penemu Aljabar dan Angka Nol
Nama Asli dari al-Khawarizmi ialah Muhammad Ibn Musa al-khawarizmi. Selain itu beliau dikenali sebagai Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad bin Yusoff. Al-Khawarizmi dikenal di Barat sebagai al-Khawarizmi, al-Cowarizmi, al-Ahawizmi, al-Karismi, al-Goritmi, al-Gorismi dan beberapa cara ejaan lagi. Beliau dilahirkan di Bukhara.Tahun 780-850M adalah zaman kegemilangan al-Khawarizmi. al-Khawarizmi telah wafat antara tahun 220 dan 230M. Ada yang mengatakan al-Khawarizmi hidup sekitar awal pertengahan abad ke-9M. Sumber lain menegaskan beliau hidup di Khawarism, Usbekistan pada tahun 194H/780M dan meninggal tahun 266H/850M di Baghdad.

Dalam pendidikan telah dibuktikan bahawa al-Khawarizmi adalah seorang tokoh Islam yang berpengetahuan luas. Pengetahuan dan keahliannya bukan hanya dalam bidang syariat tapi di dalam bidang falsafah, logika, aritmatika, geometri, musik, ilmu hitung, sejarah Islam dan kimia.

Al-Khawarizmi sebagai guru aljabar di Eropa

Beliau telah menciptakan pemakaian Secans dan Tangen dalam penyelidikan trigonometri dan astronomi.

Biografi Jabir Ibn Hayyan - Bapak Kimia Modern


Jabir Ibn Hayyan - Bapak Kimia Modern
Tokoh besar yang dikenal sebagai “the father of modern chemistry”. Jabir Ibn Hayyan (keturunan Arab, walaupun sebagian orang menyebutnya keturunan Persia), merupakan seorang muslim yang ahli dibidang kimia, farmasi, fisika, filosofi dan astronomi.Jabir Ibn Hayyan (yang hidup di abad ke-7) telah mampu mengubah persepsi tentang berbagai kejadian alam yang pada saat itu dianggap sebagai sesuatu yang tidak dapat diprediksi, menjadi suatu ilmu sains yang dapat dimengerti dan dipelajari oleh manusia.


Penemuan-penemuannya di bidang kimia telah menjadi landasan dasar untuk berkembangnya ilmu kimia dan tehnik kimia modern saat ini.

Jabir Ibn Hayyan-lah yang menemukan asam klorida, asam nitrat, asam sitrat, asam asetat, tehnik distilasi dan tehnik kristalisasi. Dia juga yang menemukan larutan aqua regia (dengan menggabungkan asam klorida dan asam nitrat) untuk melarutkan emas.

Jabir Ibn Hayyan mampu mengaplikasikan pengetahuannya di bidang kimia kedalam proses pembuatan besi dan logam lainnya, serta pencegahan karat. Dia jugalah yang pertama mengaplikasikan penggunaan mangan dioksida pada pembuatan gelas kaca.

Jabir Ibn Hayyan juga pertama kali mencatat tentang pemanasan wine akan menimbulkan gas yang mudah terbakar. Hal inilah yang kemudian memberikan jalan bagi Al-Razi untuk menemukan etanol.

Khalid bin Yazid Ilmuwan Islam yang Menemukan Mesiu

Khalid bin Yazid Ilmuwan Islam yang Menemukan Mesiu



Menguasai teknologi persenjataan merupakan salah satu faktor yang membuat Kekhalifahan Islam di masa kejayaan menjadi begitu tangguh. Selain mumpuni dalam seni pembuatan pedang, dunia Islam pun mampu menggenggam teknologi pembuatan bubuk mesiu - bahan peledak yang digunakan untuk meriam. Sesuatu yang baru diketahui peradaban Barat pada abad ke-14 M.
Meski sejumlah pakar bersepakat bahwa mesiu (gunpowder) pertama kali ditemukan peradaban Cina pada abad ke-9 M. Namun, fakta sejarah juga menyebutkan bahwa ahli kimia Muslim bernama Khalid bin Yazid (wafat tahun 709 M) sudah mengenal potassium nitrat (KNO3) bahan utama pembuat mesiu pada abad ke-7 M. Dua abad lebih cepat dari Cina.

''Rumus dan resepnya dapat ditemukan dalam karya-karya Jabir Ibnu Hayyan (wafat tahun 815 M), Abu Bakar Al-Razi (wafat tahun 932) dan ahli kimia Muslim lainnya," papar Prof Al-Hassan. Dari abad ke abad, istilah potasium nitrat di dunia Islam selalu tampil dengan beragam nama seperti natrun, buraq, milh al-ha'it, shabb Yamani, serta nama lainnya.


Salah satu kelebihan peradaban Islam dibandingkan Cina dalam penguasaan teknologi pembuatan mesium adalah proses pemurnian potasium nitrat. Sebelum bisa digunakan secara efektif sebagai bahan utama pembuatan mesiu, papar Al-Hassan, potasium nitrat harus dimurnikan terlebih dahulu.


Ada dua proses pemurnian potasium nitrat yang tercantum dalam naskah berbahasa Arab. Proses pemurnian yang pertama dicetuskan Ibnu Bakhtawaih pada awal abad ke-11 M.

ShareThis

 
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* : 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =)) blogonol | blogger tutorialDakwah Islam